Oleh: Fuad Fahmi
pku.unida.gontor.ac.id- Arus Liberalisme yang diusung oleh Barat semakin deras yang menyebabkan lunturnya nilai-nilai Islam di kalangan masyarakat Muslim. Nilai-nilai Islam yang dulunya tegak, kini sudah digerogoti secara perlahan oleh budaya Barat. Anehnya, masyarakat muslim banyak yang tidak menyadari akan hal itu. Sehingga dengan mudahnya mereka terkontaminasi dengan budaya-budaya yang datang dari Barat yang terkenal dengan 3f, yaitu fashion, food, dan film.
Dalam hal fashion, banyak sekali anak muda zaman sekarang yang mengenakan pakaian dengan tren ala Barat, baik laki-laki maupun perempuan. Bahkan, sampai aurat pun dipertontonkan di muka umum. Dengan anggapan bahwa tren pakaian ala Barat adalah merek kekinian dan popular. Tapi justru mereka terjebak oleh budaya yang semu. Akibatnya batas-batas aurat yang diajarkan Islam dilupakan begitu saja.
BACA JUGA: Feminisme dan Dekonstruksi Syariah
Menurut Ustadz Fahmi Salim, selaku Wakil Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) mengatakan bahwa liberalisasi dalam hal perilaku dan budaya sangatlah masif di masyarakat. Sehingga proyek liberalisasi budaya yang diusung Barat bisa terbilang sukses, karena banyak dari kalangan masyarakat yang tidak mengenal ide-ide dan pemikiran yang datang Barat. Sehingga pintu liberalisasi melalui budaya sangatlah mudah untuk masuk di Indonesia.
Begitupun dari segi makanan (food). Produk makanan dari Barat saat ini sudah sangat mudah ditemukan di berbagai penjuru di negara ini. Misalnya McDonald, yang merupakan waralaba rumah makan siap saji terbesar di dunia. Hidangan utama di restoran-restoran McDonald adalah hamburger. Selain itu ada Dunkin’ Donuts, yaitu restoran dan waralaba makanan internasional dalam jenis donat dan masih banyak lagi makanan yang merupakan produk dari Barat. Dari dua produk Barat tersebut sudah tidak asing lagi di wilayah kita. Mirisnya, mayoritas konsumennya adalah dari kaum muslimin.
Dan yang terakhir adalah budaya film yang diusung dari Barat. Banyak sekali dunia perfilman yang berasal dari Barat yang mendiskreditkan nilai-nilai Islam. Seperti halnya adegan-adegan yang mengandung free sex dan free to watch. Sangat disayangkan sekali bahwa banyak dari kalangan masyarakat Islam yang mengonsumsi film-film tersebut. Bahkan mereka tidak ketinggalan mengikuti update kekinian mengenai perfilman Barat. Misalnya pada film yang berjudul Beauty and The Beast yang tayang pada bulan Maret 2017 silam. Film ini menuai banyak kontroversi karena dianggap telah mempropagandakan lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) di Indonesia. Kasus ini menandakan bahwa budaya perfilman Barat sudah mulai menghancurkan pola pikir dan cara pandang masyarakat Muslim.
BACA JUGA: Antara Tajdid dan Dekonstruksi; Menelaah Syahrur
Kemunculan dan penyebaran budaya liberal di tanah air bukanlah proses yang berlangsung alami, tetapi merupakan hasil dari proses liberalisasi budaya yang dijalankan secara sistematis dan terorganisir. Liberalisasi budaya juga tidak jauh-jauh dari rekayasa Barat. Budaya liberal atau budaya bebas itu bukanlah berasal dari ajaran Islam. Budaya Barat yang mengusung nilai-nilai liberal yang dimasukkan secara paksa ke tengah-tengah masyarakat yang mayoritasnya Muslim. Jadi, berkembangnya budaya liberal di tanah air itu tidak lepas dari konspirasi Barat. Akibatnya, nilai-nilai Islam sangat mudah dirobohkan melalui konsep yang mereka sebarkan.
Untuk membentengi nilai-nilai keislaman dari pengaruh budaya Barat, maka perlu ditanamkan kesadaran kepada kaum muslimin tentang pentingnya berkiblat pada budaya dan peradaban Islam yang telah dibawa oleh Rasulullah saw. dan para sahabatnya. Selain itu, perlu juga ditunjukkan kepada mereka bahwa paham-paham liberalisme yang saat ini yang diusung oleh Barat tidak sesuai dan bertentangan dengan pandangan hidup Islam. Maka dari itu, kita sebagai umat Islam harus waspada akan derasnya arus liberalisasi yang dibawa oleh Barat, agar tidak ada nilai-nilai Islam yang didiskreditkan.[]
Edited by: Admin PKU
2 Responses
[…] BACA JUGA: Derasnya Arus Liberalisme Lunturkan Nilai-nilai Islam […]
[…] Baca Juga : Derasnya Arus Liberalisme Lunturkan Nilai-nilai Islam […]