Profil

Ulama adalah pewaris Nabi-nabi dan karena itu mereka dituntut untuk memainkan peran para Nabi, yaitu menyampaikan ilmu pengetahuan, memperbaiki keimanan dan akhlak masyarakat, sekaligus memberi pemecahan bagi persoalan-persoalan yang dihadapi umat mereka. Namun tantangan para ulama dewasa ini berbeda dari tantangan yang dihadapi para Nabi. Para ulama menghadapi tantangan eksternal dan internal yang sangat kompleks. Di Indonesia, misalnya, para ulama berhadapan dengan tantangan dakwah yang berupa gerakan kristenisasi, gerakan aliran kepercayaan dan kebatinan, gelombang budaya Barat yang berupa hedonisme, materialisme, kapitalisme dsb. yang menjauhkan umat dari agama. Juga tantangan pemikiran keagamaan Islam dengan masuknya konsep-konsep, pendekatan, metodologi dan filsafat liberalisme, sekulerisme, pluralisme agama, relativisme, nihilisme dan lain sebagainya yang umumnya datang dari Barat.

            Tantangan itu akhirnya merasuk kedalam dan merusak kondisi umat Islam. Dikalangan orang awam orientasi pada kesenangan (hedonisme) dan pencarian materi (materialisme) lebih dominan ketimbang orientasi keagamaan. Dan yang penting dikalangan masyarakat terpelajar telah muncul tren pemikiran yang mengadopsi konsep-konsep, pendekatan dan metodologi Barat, seperti liberalisme, sekulerisme, pluralisme agama, relativisme, nihilisme dan lain-lain. Tren ini kemudian mempengaruhi metodologi cendekiawan Muslim dalam memahami Ilmu-ilmu tradisional seperti Ulum al-Qur’an, ilmu Hadith, Fiqih dan Usul Fiqih dsb. dan pada gilirannya timbullah penafsiran-penafsiran baru ajaran Islam yang asing bagi para ulama.

            Untuk menghadapi tantangan ini, diperlukan sebuah proses kaderisasi ulama yang memfokuskan pada tiga hal: pertama pendalaman ulang ilmu-ilmu Islam yang fundamental dalam rangka menjawab tantangan pemikiran diatas; dan kedua mengenal dan mendalami metodologi, ideologi dan konsep-konsep kunci peradaban Barat yang telah merasuk kedalam pemikiran umat Islam; dan ketiga mendalami tehnik dan metode ghazwul fikri dalam bentuk training-trainig jurnalistik, leadership, multi-media dan sebagainya.