pku.unida.gontor.ac.id- Jum’at pagi (16/8) peserta PKU angkatan XIII mengadakan kegiatan olahraga rutin dengan lari pagi sekitar desa Siman. Sebuah pepatah Arab mengatakan “al-‘Aqlu al-Saalim fi al-Jismi al-Saalim” Akal yang sehat terdapat pada badan yang sehat.
Syamsul Badi’ selaku divisi Olahgara PKU XIII mengatakan bahwa “olahraga itu sangat diperlukan,, agar badan kita selalu bugar, dan semangat mengejakan tugas-tugas yang telah menunggu kami.”
Selian itu juga, kedepannya akan kami rutinkan olahraga jum’at pagi bagi peserta PKU XIII. Ujar Syamsul Badi’.

Maka, dengan ini kondisi kesehatan lahiriyyah terkadang mempengaruhi kepada cara berpikir, cara merasa, cara pandang, cara bersikap, maka bisa jadi kurang fitnya tubuh biologis berimplikasi kepada tidak konsentrasi dalam berpikir.
Baca Juga: PKU Gontor Disibukkan dengan Penugasan Harian
Hubungan antara tubuh dan pikiran adalah hubungan interaktif yang integratif. Tubuh dipengaruhi oleh efek eksternal dari pikiran lebih dari yang dipengaruhi oleh apa yang ada pada tubuh (internal). Seperti yang dibuktikan oleh banyak ilmuwan, terlepas dari kelemahan tubuh dan ketidakmampuan mereka akan berimbas pada kinerja otak.
Di dalam sebuah Penelitian telah menemukan bahwa orang-orang dengan penyakit fisik tiga sampai empat kali lebih mungkin mengembangkan penyakit mental (pikiran) dan 28% orang yang berpenyakit mental telah berevolusi untuk memiliki gejala gangguan mental, serta 41% dari mereka masih dalam tahap menderita kecemasan dan depresi.

Sebagai ajaran yang sempurna, Islam juga memberikan perhatian pada aspek fisik ini. Syeikh Abu Bakar Jabir Al-Jaza’iri dalam kitabnya Minhajul Muslim menerangkan bawa olahraga pada masa awal Islam dikenal dengan istilah furusiyah.
Imam Ghazali pernah berkata dalam bukunya ihya ‘ulumuddin, “Setelah belajar, anak diberi izin untuk berolahraga agar tidak bosan. Melarang berolahraga dan memaksakan terus belajar hanya akan mematikan hati dan mengikis kecerdasan.”
Baca Juga: Pengabdian Peserta PKU kepada Masyarakat di hari Idul Adha 1440H
Dan dalam sabda Rasulullah, “Seorang mukmin yang kuat adalah lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah.” (HR. Muslim). Dengan kata lain, olahraga di zaman Nabi dimaksudkan tidak semata-mata sebagai kegemaran, tetapi persiapan diri untuk bisa terlibat dalam upaya membela agama-Nya.
Jika ditelusuri atau direnungkan lebih dalam lagi, apakah pikiran yang tidak waras hanya berkaitan dengan kelupaannya atau tindakannya yang tidak waras? Jika kita amati lingkungan sekitar kita, lebih baik ketemu orang gila ketimbang mereka yang tampaknya waras namun menyesatkan.
Dalam pandangan Imam Ghazali, penyakit jiwa jauh lebih berbahaya dibandingkan penyakit fisik, karena menghasilkan kebodohan dan deviasi dari Tuhan, semacam penyakit kecanduan dihormati, hasrat kaya yang berlebih, hasud, iri hati, takabbur, sombong, munafik, ujub, dengki dan seterusnya.
Maka perlu diingat, tujuan utama olahraga adalah agar raga bugar, sehingga ibadah bisa lancar, mampu membela agama Allah dan memberikan manfaat dan pertolongan kepada sesama.

rep.Syamsul Badi’
ed. admin pku
No Responses