Category: Studi Quran

Nurul Arifah Hilda / Peserta PKU Angkatan 16 Adanya bentuk wujud penulisan mashāhif ‘utsmāniyyah tidaklah sebagaimana wujud dan bentuk tulisan Al-Qur’an yang dikenal sekarang ini secara keseluruhan. Karena sebelumnya, huruf-huruf Al-Qur’an dalam mashāhif ‘utsmāniyyah tidak pernah mengenal titik dan tanda baca. (Fathoni, 2013, hlm. 2). Maka dari itu, para ulama bahasa dan ahli nahwu, di […]
Tasya Putri Nurhayat /Peserta PKU Angkatan 16 Kisah dalam Al-Qur’an mempunyai kelebihan yaitu memilki kebenaran yang nyata (As-Sya’rawî: 1991, 235), penggambaran dan maksud yang indah, serta hikmah yang terkandung sangat sesuai dengan susunan kata yang dimilkinya (Bâḥâziq: 1994, 223) . Tetapi terdapat beberapa sikap berbeda dari para cendikiawan dalam menanggapi kisah didalam al-Qur’an, diantaranya adalah […]
Oleh: Tedi Sumaelan/ Peserta PKU angkatan 15 Selepas dark ages, agama tidak lagi mendapat tempat yang signifikan di dalam tubuh peradaban barat, masyarakat di Barat justru beralih dan gandrung dengan modernisme. Modernisme sebagai anak kandung peradaban barat terus berekspansi ke setiap belahan dunia. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak bergandeng dengan nilai-nilai agama merupakan […]
Oleh: Syamila Karunia Peserta PKU14 Sejatinya kitab suci al-Qur’an diturunkan memiliki fungsi sebagai petunjuk bagi kehidupan umat manusia. al-Qur’an senantiasa memberikan kemaslahatan serta jawaban dari berbagai persoalan kehidupan umat manusia di muka bumi. Oleh sebab itu, al-Qur’an memiliki posisi sentral dalam keagamaan dan umat Islam telah bersepakat menjadikan al-Qur’an sebagai sumber rujukan utama dalam mengatasi […]
Oleh : Ayu Arba Zaman pku.unida.gontor.ac.id- Suatu ketika seorang Profesor dari Jerman mengisi kuliah dengan mengutip salah satu ayat al-Qur’an yang secara gramatikal tertulis ترجعون. Pada pengucapannya Profesor tersebut melafalkan Tarji’uun. Kemudian dikritik oleh mahasiswanya yang berasal dari Indonesia. “You are wrong, Profesor. Not Tarji’uun but Turja’uun.” Jika kita ingin melihat otensitas dan otoritas al-Qur’an […]
pku.unida.gontor.ac.id- Sunnah Nabi SAW merupakan salah satu sumber hukum dalam Islam, lebih tepat ia berada pada posisi kedua sebagai sumber hukum. Ia juga berperan sebagai penjelas terhadap ayat-ayat al-Qur’an. Dengan posisinya ini, maka keberadaan sunnah sangatlah penting dalam Islam. Namun, ada pula gerakan menolak kebenaran Sunnah sangatlah banyak, termasuk Muhammad Syahrur. Dengan hadirnya penolakan tersebut, […]
Oleh: Achmad Ilham Maulana pku.unida.gontor.ac.id- Siyaq merupakan rangakain dan konherensi kalimat dan situasi pembicaraan yang dapat menunjukkan atau memperjelas maksud pembicara. Siyaq yang didasarkan pada rangkaian kalimat disebut siyaq lughowi atau konteks bahasa. Sedangkan siyaq yang didasarkan situasi disebut siyaq hall atau konteks kondisi. kedua siyaq ini berperan sangat penting untuk menentukan makna atau maksud […]
Oleh: Muhammad Kholid pku.unida.gontor.ac.id- Liberalisasi yang terjadi di dalam Islam sebenarnya bukanlah hal yang baru. Para penganutnya sebenarnya hanya ‘copy paste’ dari apa yang terjadi di Barat. Liberalisme di Barat bermula dari Religious Text Criticism. Yakni membaca teks Bibel degan ‘kaca mata’ Historisisme. Liberalisme muncul ketika ada gerakan protes terhadap otoritas gereja sehingga memunculkan sekte […]
Oleh: Muhammad Kholid pku.unida.gontor.ac.id- “ Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu hingga kamu mengikuti jalan mereka” QS. al- Baqarah: 120. Ayat ini dikategorikan oleh Muhammad Zain (Kepala LKKMI Kemenag) sebagai ayat sosilogis bukan ayat teologis seperti yang dimuat di website Indonesiainside.id (07/08/2019) Apa maksud dari ayat teologis dan ayat sosiologis ini ? Maksud […]
Oleh: Hasbi Arijal, S.Fil.I “The time has surely come subject the text of the Kur’an to the same criticism as that to which we subject the Hebrew and Aramaic of the Jewish Bible, and the Greek of the Christian scriptures” Ungkapan tersebut dilontarkan oleh salah seorang pendeta Kristen asal Irak, Alphonse Mingana (yang juga pelopor […]